Sebab itu kata dia, PNM akan membuka 25 cabang di tahun ini. “Kalau berhasil terealisasi dan jumlah nasabah meningkat, ada kemungkinan kita akan menambah kantor cabang lagi,” kata Maimun.
Tak sekadar modal finansial berupa pembiayaan, PNM juga konsisten memberikan modal intelektual berupa pendampingan dan program pemberdayaan melalui pelatihan, knowledge sharing, berbagi informasi, hingga mendatangkan ahli dari kalangan akademisi dan praktisi untuk memberikan pelatihan.
“Kami juga berikan modal sosial, yaitu fasilitas membangun hubungan antar-nasabah sehingga membentuk jaringan usaha kolektif untuk mempercepat pertumbuhan usaha nasabah,” jelas Maimun.
Pendampingan dan pemberdayaan nasabah PNM di Sulsel melalui program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) sudah dilakukan 300 kali selama tahun 2021, seperti klasterisasi sektoral olahan hasil laut, kerajinan tangan, industri makanan.
Selain itu, PNM juga menargetkan pembentukan 100 Kampung Madani pada tahun 2022 di seluruh Indonesia, termasuk di Sulsel. Program tersebut merupakan bagian dari optimalisasi potensi lokal di desa agar lebih dikenal oleh khalayak dan mandiri.
PNM melalui program Jasa Manajemen dan program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) sudah meresmikan kegiatan pemberdayaan berupa pemberian akses air bersih, program Ruang Pintar dan pelatihan klasterisasi sektoral di Dusun Kuri Caddi.
Daerah yang berada di Desa Nisombalia, Kabupaten Maros itu rencananya akan dikembangkan menjadi Kampung Madani. Pendistribusian bantuan secara simbolis diresmikan oleh Sunar Basuki selaku Direktur Kelembagaan dan Perencanaan PNM dan Andi Syafril Chaidir Syam selaku Bupati Kabupaten Maros, pada September 2021.