FAJAR, MAKASSAR — PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) di tahun pertama sejak merger pada Februari 2021 menorehkan kinerja positif, dengan perolehan laba bersih mencapai Rp3,03 triliun atau naik 38,42 persen (yoy).
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi mengatakan, kinerja BSI yang gemilang di tahun pertamanya disokong oleh pembiayaan yang tumbuh dan sehat di semua segmen. Yaitu konsumer, korporasi, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), gadai emas hingga kartu pembiayaan.
“Perseroan pun mampu mengoptimalkan penghimpunan dana murah. Kinerja apik itu tak lepas pula dari akselerasi digitalisasi yang dilakukan perseroan,” kata Hery, Rabu, 2 Februari 2022.
Hery menyebut total penyaluran pembiayaan mencapai Rp171,29 triliun atau naik sekitar 9,32 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp156,70 triliun. Rinciannya, pembiayaan konsumer mencapai Rp82,33 triliun, naik sekitar 19,99 persen dari sebelumnya yang sebesar Rp68,61 triliun.
Kemudian, disusul pembiayaan gadai emas yang bertumbuh 12,92 persen (yoy). Sementara itu pembiayaan mikro tumbuh 12,77 persen dan pembiayaan komersial tumbuh 6,86 persen.
Dari sisi kualitas pembiayaan, BSI mencatatkan NPF Nett yang membaik menjadi 0,87 persen pada Desember 2021.
“Akselerasi digital menjadi kunci kami untuk terus bergerak mengikuti perubahan perilaku nasabah yang serba dinamis, cepat dan aman. Kami ingin mempertahankan dan terus menumbuhkan kinerja positif ini ke depan,” ungkapnya.
Hery menargetkan, BSI bisa menjadi tokoh utama dalam pengembangan ekonomi syariah di Tanah Air. Hadirnya BSI diharapkan, ekonomi syariah bukan sekadar alternatif, namun menjadi salah satu pondasi utama perekonomian Indonesia.