FAJAR, MAKASSAR — Baru saja, seorang bernama Ghozali berhasil menjual NFT Non-Fungible Token atau NFT (token tak dapat dipertukarkan) di aplikasi blockchain OpenSea.
Hal ini kemudian menjadi gempar lantaran karya digital yang dianggap sederhana itu menghasilkan cuan hingga miliaran. Euforia ini pun dinilai sama dengan euphoria yang terjadi pada internet, 1990, silam.
Salah satu pemain sekaligus kreator NFT, Panda Siagaan mengatakan dia tidak tahu persis mengapa misalnya harga foto selfie Ghozali bernilai rupiah. Namun, dia menduga hype atau ketertarikan kolektor oleh para investor lah yang membuat harga satu NFT melambung.
Hype itu ia menduga karena judul yang dipakai Ghozali merupan judul yang sama dilakukan seniman popular Beeple yakni “EVERYDAY’S: THE FIRST 5000 DAYS” yang meraup untung US$69 juta.
Ia menyebut belum ada indikator jelas untuk menjawab kenaikan harga itu. Tetapi dengan seni yang tak terbatas ini justru mendapat nilai, termasuk yang berwujud digital.
“Tetai hukum permintaan dan penawaran pun berlaku di sini,” kata Panda, Jumat, 14 januari.
Dari pandangannya, NFT adalah token yang disimpan di blockchain, atau aset digital di antaranya berupa (file gambar, suara, video, animasi).
Jika sudah dibuat ia akan unik, jadi hanya ada satu saja. Beda dengan token biasa yang diterbitkan di blockchain tertentu. Karena NFT memiliki sifat ketidaksepadanan alias tidak bisa dipertukarkan (non-fungible) dengan aset lainnya.
Sebagai contoh, jelas dia, Anda mengunggah satu file gambar JPG di Binance NFT atau OpenSea misalnya maka data itu diamankan di komputer terpisah, termasuk data binari file-nya.