Menurut pejabat dengan gelar Magister Kesehatan Masyarakat itu, mie instan sebaiknya selalu dilengkapi dengan sumber protein hewani seperti telur, ayam, atau daging, serta tambahan buah-buahan. Kombinasi ini, katanya, bisa memenuhi kebutuhan vitamin, serat, dan lemak yang penting untuk pertumbuhan anak dan kesehatan ibu hamil.
“Apalagi kalau ada buah, itu sangat dibutuhkan untuk perkembangan,” tambahnya.
Program PMT sendiri merupakan intervensi gizi yang digulirkan pemerintah untuk kelompok rentan, terutama balita dan ibu hamil, dengan tujuan menekan angka stunting. Di banyak daerah, PMT menjadi andalan untuk memperbaiki asupan gizi keluarga berpendapatan rendah.
Namun, kasus di Bulukumba ini membuka diskusi lebih luas, apakah penyusunan menu PMT benar-benar berbasis kebutuhan gizi, atau sekadar mengikuti keterbatasan anggaran dan kemudahan distribusi? Bagi sebagian penerima, menu yang kurang bervariasi dan dominan makanan instan bisa menurunkan esensi program.
Kini, suara dari orang tua penerima dan kritik dari kalangan aktivis menjadi pengingat bahwa keberhasilan PMT tidak hanya diukur dari jumlah bantuan yang dibagikan, tetapi juga dari kualitas gizi yang terkandung di dalamnya. Karena di balik setiap porsi makanan, ada masa depan generasi yang sedang dipertaruhkan.