English English Indonesian Indonesian
oleh

Kawasan Baru Tarik Ribuan Pendatang Minim Atensi Pemprov: Jalan Sesak, Banjir, dan Macet

MAKASSAR, FAJAR — Warga BTP-Moncongle masih harus bersabar. Kerusakan jalan di jalur itu belum bisa dikerja tahun ini.

Ruas jalan provinsi di yang menghubungkan Bumi Tamalanrea Permai (BTP), Makassar-Moncongloe, Maros itu saat ini mengalami kerusakan signifikan. Rekonstruksi mendesak segera dilakukan, namun tak kunjung dikerja.

Ruas yang menghubungkan antara Kota Makassar dengan Kabupaten Maros ini punya lalu lintas harian rata-rata (LHR) tinggi. Pengembangan masif perumahan juga menambah ramai kawasan itu. Saat ini, kondisi jalan masih memprihatinkan.

Lubang menganga menyebar sepanjang ruas tersebut, dengan titik terparah ada di sekitar SPBU Moncongloe. Meskipun pada awal tahun ini sudah dilakukan perbaikan ringan dengan pemasangan paving block, itu bukan solusi permanen.

Ruas tersebut menjadi jalur utama pergerakan truk-truk besar antar daerah. Apalagi, jika musim hujan tiba lubang-lubang itu digenangi air dan menjadi tidak tampak.

Lubang itu juga kembali terbuka jika sering digenangi air. Sehingga, akan membahayakan mobilitas pengendara.
Tahun ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) belum mengalokasikan anggaran rekonstruksi ruas Jl BTP-Moncongloe.

Dari lima paket yang telah dilelang di LPSE, tidak ada ruas tersebut. “Cuma pemeliharaan tahun ini,” ujar Kepala Bidang Preservasi Jalan Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Sulsel, Irawan Dermayasamin, pekan lalu.

Tahun ini ruas itu hanya mendapat jatah pemeliharaan ringan. Pemeliharaan dilakukan jika kondisi existing jalan tidak memadai untuk dilalui. Penanganan sementara juga tidak bersifat permanen.

Situasi ini disebabkan kemampuan fiskal yang belum mampu mengakomodasi seluruh ruas jalan yang rusak.
“Itu dilaksanakan oleh UPT-nya kami,” tambahnya.

Namun demikian, Pemprov Sulsel sudah berencana melakukan pengerjaan jalan tersebut mulai tahun depan. Sehingga, penyusunan Detail Engineering Design (DED) harus dikerjakan tahun ini.

“Selain paket multiyears, pemeliharaan rutin tetap jalan di ruas yang tidak termasuk dalam paket,” bebernya.

Dewan Bahas

Anggota Komisi D DPRD Sulsel Muhammad Sadar menjelaskan, rencana pengerjaan rekonstruksi ruas BTP-Moncongloe masih akan dibahas. Namun, prioritasnya akan dikerjakan tahun depan.

“Kita sudah sampaikan UPT itu supaya segera dibangun, kita sudah perbaiki kemarin diangkat sedikit terus ditangani dengan paving. Kita belum tahu apakah tahun ini atau tahun depan,” tukasnya.

Pada Februari lalu, perbaikan ringan menggunakan paving block. Hal ini dilakukan sebagai tindakan darurat agar ruas ini bisa fungsional. Sadar menyebut bahwa penggunaan paving cukup memadai. Meskipun, ruas tersebut merupakan jalur lalu lalang truk.

“Tapi sifatnya sementara dulu. Kan, kita kasi sirtu di bawahnya, terus paving lalu dipadatkan lagi,” ungkapnya.

Sadar mengutarakan, DPRD akan mengupayakan konstruksi fisik bagi ruas tersebut mulai tahun depan. Baik jalan maupun drainase. Khusus drainase, akan ada kontribusi dari Pemerintah Kabupaten Maros, karena ada kewenangannya di sana.

“Untuk pembangunan karena harus dinaikkan satu meter dari (kondisi) sekarang. Karena kalau diaspal dan dibeton saja, dampaknya tetap banjir. Semua drainase kita perbaiki,” terangnya.

Hujan Sehari, Genangan Berhari-hari

DAMPAK jalan rusak berpengaruh pada kemacetan dan drainase di poros BTP-Moncongloe. Karena sering tergenang, kendaraan yang melintas berupaya menghindari genangan dengan mengambil sisi pinggir jalan.

Akibatnya, aspal jalan terangkat, bergelombang, bahkan banyak yang telah lepas. Drainase yang awalnya dibuat seadanya, juga terdesak oleh material jalan yang copot. Air meluber ke tengah jalan.

Saat ini, kemacetan selalu terjadi di Pammanjengan, di sekitar Kantor Desa Moncongloe. Jalan rusak dan lubang menganga membuat kendaraan memperlambat kecepatan, sehingga membuat kemacetan panjang, terutama pada sore hari.

“Kami berharap siapa pun yang punya kewenangan untuk memperbaiki. Kalau bisa disegerakan karena mengganggu aktivitas ekonomi warga,” pinta Andi Arif, warga Moncongloe.

Saat inilah sebetulnya momen tepat untuk mengerjakan jalur itu, mengingat kemarau telah datang. Akhir tahun, biasanya musim hujan tiba, pengerjaan jalan tidak efektif lagi.

Yang paling dikhawatirkan, banjir akan kembali melanda kawasan itu. Yang paling merasakan dampaknya adalah Perumahan Dosen Unhas dan Bumi Findaria Mas 1. Februari lalu, dua perumahan ini terendam sehingga warga terpaksa mengungsi.

Banjir dipicu ketidakberfungsian drainase di kawasan itu. Bahkan masih ada sejumlah titik yang tak lagi punya drainase, hanya ada tumpukan material.

“Saat ini ada drainse dikerja di samping SPBU, dihubungkan ke sungai. Kami harap pemerintah membuat pintu air di sungai itu,” lanjut Arif.

Alasannya, tanpa pintu air, kala arus deras datang, justru air sungai yang akan masuk ke drainase, selanjutnya masuk ke permukiman warga.

Butuh Pelebaran Jalan

Kawasan Moncongloe (Maros) dan Pattallassang (Gowa) berkembang menjadi kawasan ekonomi dan permukimam baru. Kini makin ramai dan besar.

Geliat aktivitas warga dan kaum urban makin membuat kawasan itu ramai, sehingga infrastruktur, terutama jalan sangat dibutuhkan. Keramaian kawasan membawa dampak. Volume kendaraan meningkat, infrastruktrur jalan terasa makin sempit.

Di jalan poros yang menjadi jalur utama Makassar-Maros via BTP ke Moncongle, memang sudah ada jalan yang menghubungkannya. Sayang, meski telah diambil alih Pemerintah Provinsi Sulsel, lebar jalan masih sama seperti dahulu.

Dengan pembangunan masif dan menjadi jalur penyulpai material Makassar-Maros, Jalan Poros Pammanjengan, Moncongloe kini juga kerap mengalami kemacetan parah. Truk-truk besar melintas di jalur itu, berbaur dengan pengendara umum yang kini tinggal di Moncongle dan Pattallassang.

Warga di kawasan itu, berharap Pemkab Maros dan Pemprov Sulsel berkoordinasi untuk melebarkan jalan yang kini sudah overkapasitas dengan masifnya kendaraan proyek lalu lalang.

“Memang sudah saatnya jalan provinsi di Moncongle itu dilebarkan, apalagi truk-truk tambang yang hendak ke Makassar lewat jalan ini,” papar Tanila, warga Moncongle. (uca-rin/zuk)

News Feed