English English Indonesian Indonesian
oleh

BRIN Tawarkan Teknologi Iradiasi untuk Hidangan MBG Lebih Awet

FAJAR, JAKARTA – Di antara masalah dalam proyek Makanan Bergizi Gratis (MBG) adalah hidangan sudah basi saat sampai di depan siswa. Kondisi ini bahkan sempat memicu kasus keracunan. Pemerintah sedang mengkaji pemanfaatan teknologi iradiasi untuk membuat hidangan MBG awet lebih lama.

Teknologi iradiasi tersebut merupakan inovasi dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) yang kini berubah jadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Teknologi iradiasi dikembangkan lewat pancaran radiasi nuklir.

Dengan pancaran radiasi tersebut, mampu membunuh mikroba di makanan. Sehingga makanan bisa bertahan lama, namun tetap aman untuk dikonsumsi.

Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN R. Hendrian mengatakan pemanfaatan radiasi pangan tidak hanya terbatas pada produk ekspor. Tetapi juga bisa menunjang program makan bergizi gratis dan logistik saat terjadi bencana di wilayah terpencil. Termasuk untuk mendukung program MBG.

“Dengan pemanfaatan yang tepat, radiasi pangan mampu memberikan kontribusi nyata bagi ketahanan pangan dan penanganan darurat secara efektif,” ujar Hendrian, Minggu 3 Agustus 2025.

Dia menambahkan, untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi ini, perlu ada pendalaman lebih lanjut bersama para pemangku kepentingan. Standarisasi diperlukan, mencakup standar mutu produk, standar dosis iradiasi, dan standar operasional fasilitas iradiasi. Selain itu, penting untuk menghubungkan sentra-sentra penghasil pangan dengan lokasi yang membutuhkan.

Teknologi iradiasi pangan dilaksanakan di fasilitas Irradiator Gamma Merah Putih (IGMP) di Serpong. Proses iradiasi pangan memanfaatkan sinar gamma dengan dosis tertentu. Tujuannya untuk meningkatkan keamanan pangan dan memperpanjang masa simpan. Produk yang telah diiradiasi diberi label Radura dan aman dikonsumsi.

News Feed