Banyak pihak menilai, perubahan status sosial, peningkatan penghasilan, serta pergaulan di lingkungan kerja baru turut membentuk perspektif dan sikap yang berbeda. Ironisnya, mereka yang dulu mendampingi dari nol justru disingkirkan ketika hidup mulai menanjak.
Psikolog keluarga pun angkat suara. Menurut mereka, sebagian pasangan merasa “tak lagi sejalan” setelah mengalami perubahan signifikan dalam status ekonomi. Namun, di balik istilah “tidak sejalan”, sering kali tersimpan ego dan rasa malu akan latar belakang pasangan yang dianggap “tidak setara.”
Sementara itu, di dunia maya, publik tak tinggal diam. Banyak yang menyerukan pentingnya menghargai perjuangan pasangan, bukan menilainya dari pekerjaannya.
“Kuli bangunan itu bukan aib. Tapi meninggalkan seseorang yang berjuang untukmu, itu baru memalukan,” tulis netizen lainnya.