English English Indonesian Indonesian
oleh

Konflik Thailand-Kamboja Kembali Membara: 12 Tewas, Indonesia Desak ASEAN Bergerak

Sugiono juga mendorong ASEAN segera mengaktifkan High-Level Task Force on Conflict Prevention untuk menyelenggarakan pertemuan darurat. Ia menekankan bahwa kredibilitas ASEAN “ditentukan oleh keberanian untuk bertindak nyata, bukan sekadar deklarasi simbolis.”

Analisis Pakar

Dr. Nur Hidayat, pakar Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia, menilai konflik Thailand-Kamboja kali ini bukan sekadar insiden perbatasan biasa. Ia menyebutnya sebagai akumulasi dari memori sejarah yang belum terselesaikan, dorongan nasionalisme teritorial, serta lemahnya peran institusi regional seperti ASEAN dalam mencegah krisis sejak dini.

Menurutnya, jika konflik ini tidak segera diredam, ada risiko eskalasi yang lebih luas, terutama jika negara-negara besar seperti China atau Amerika Serikat mulai ikut campur, baik secara diplomatik, ekonomi, maupun melalui pengaruh militer tidak langsung. “Setiap intervensi eksternal yang tidak terkoordinasi hanya akan memperkeruh keadaan dan memperpanjang penderitaan sipil,” ujarnya.

Penutup

Dengan korban jiwa yang terus bertambah dan puluhan ribu warga terpaksa meninggalkan rumah mereka, sorotan kini tertuju pada ASEAN dan komunitas internasional untuk bertindak lebih dari sekadar mengeluarkan pernyataan keprihatinan. Tekanan terhadap kedua belah pihak untuk segera menghentikan kekerasan semakin besar, di tengah situasi yang kian tak terkendali.

Indonesia kembali mendapat perhatian sebagai aktor kunci diplomasi kawasan, mengingat rekam jejaknya dalam mendorong perdamaian di konflik serupa. Namun pertanyaannya kini bukan lagi tentang siapa yang akan memediasi, melainkan seberapa cepat ASEAN mampu bertindak sebelum krisis berubah menjadi bencana regional.

News Feed