Selain itu, pra musim juga dianggap tepat untuk melakukan berbagai eksperimen skema permainan. Mulai dari formasi, transisi, chemistry, hingga menentukan arah permainan di atas lapangan.
“Di sini juga bisa dilihat bagaimana keinginan pelaih dalam memainkan skemanya. Siapa yang banyak pegang bila, formasi apa yang dipakai, menyerang dari mana, cara bertahan seperti apa. Jadi semua dilihat pada saat pra musim,” lanjutnya.
Dengan begitu, ketika kompetisi resmi sudah bergulir, maka tim sudah siap sepenuhnya. bahkan sudah lebih siap dalam persaingan perebutan juara atau pun paling tidak bersaing di papan atas.
“Yang dikhawatirkan, kalau pas pra musim menang terus, kemudian lupa evaluasi. Ini bisa bahaya kalau kompetisi sudah berjalan, karena semua tim tentu sudah siap. Jadi lebih baik melakukan kesalahan di pra musim kemudian berbenah dari pada belum siap saat liga sudah bergulir,” ungkapnya. (wid)