English English Indonesian Indonesian
oleh

Ke Mana Dukungan Daerah?  Tiga Petinju Sulsel Melangkah ke Seleknas SEA Games dengan Biaya Sendiri

“Kami ajukan proposal, kami komunikasikan, bahkan surat undangan Seleknas dari Kemenpora langsung ditujukan ke Pemda. Tapi jawabannya hanya janji. Sampai hari keberangkatan, nihil,” ujar Harpen, dengan nada pahit.

Janji yang Hampa, Perjuangan yang Nyata

Menurut Sri Syahril, sekretaris Pengprov Pertina Sulsel, pihaknya sudah berkali-kali menghubungi Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga setempat. Namun hasilnya hanya janji-janji yang tidak kunjung diwujudkan.

“Setiap kali kami tanya, jawabannya ya, sabar dulu, sedang diurus. Tapi kenyataannya, tidak ada realisasi. Ini bukan pertama kali kami alami. Kami sudah sangat lelah dijanji,” kata Sri.

Bagi Harpen, situasi ini bukan hanya soal anggaran, tapi soal sikap. Tentang bagaimana negara, melalui pemerintah daerah, memperlakukan para atlet yang seharusnya menjadi kebanggaan.

“Mereka ini bukan siapa-siapa yang minta-minta. Mereka anak-anak muda yang sudah mengangkat nama Sulsel di panggung nasional. Tapi saat mereka butuh dukungan untuk maju ke level internasional, justru dibungkam dengan diam,” katanya.

Atlet yang Diperlakukan Seperti Beban

Harpen tahu benar bagaimana rasanya memperjuangkan mimpi olahraga dari bawah. Ayahnya, A. Reza Ali, adalah salah satu tokoh olahraga nasional yang dikenal karena konsistensinya membina atlet, bukan memoles pencitraan. Jiwa itu ia warisi.

“Sejak saya pimpin Pertina Sulsel 2022, kami tidak pernah absen kirim atlet ke event nasional dan internasional. Bahkan ikut Kejuaraan Dunia Tinju di Uzbekistan dan Thailand, semua tanpa bantuan pemda. Semua biaya kami tanggung,” tegasnya.

News Feed