Dalam konteks yang lebih besar, kepulangan Resky mencerminkan filosofi klub: berakar di tanah sendiri. Di saat banyak klub berlomba mengimpor 11 pemain asing, PSM masih memberi ruang pada anak kampungnya sendiri. Tak semua bisa jadi megabintang, tapi semua diberi kesempatan.
Bagi Resky, ini bukan sekadar pulang. Ini tentang tanggung jawab. Tentang membayar kepercayaan kota yang membesarkannya. Dan jika sejarah bisa diulang, maka seperti para pendahulunya—dari Rasyid Bakri hingga Syamsul Chaeruddin—ia mungkin tengah menapaki jalannya sendiri menuju tempat yang lebih tinggi.
Yang jelas, PSM tak sedang mencari sensasi. Mereka sedang menanam harapan. Dan di antara semua nama baru yang bermunculan, mungkin saja Rezky Fandi-lah berlian tersembunyi musim ini.
“Banyak tantangan. Di situ kita berproses bersama senior, karena level junior dan senior itu berbeda. Dan saya idolakan Syamsul Cheruddin,” ucapnya.
