FAJAR, SHIZUOKA – Skandal ijazah palsu menguncang Jepang. Maki Takubo, Wali Kota Ito, Prefektur Shizuoka, menyatakan mundur setelah ketahuan memalsukan latar belakang pendidikan. Responsnya cepat. Dia minta maaf tanpa banyak drama.
Maki Takubo selama ini mengaku sebagai lulusan Universitas Toyo. Nyatanya, Takubo tak pernah menyelesaikan studinya. Ia bahkan sudah dikeluarkan dari kampus tersebut.
Ketika kebohongan itu terbongkar, publik Jepang bereaksi keras. Namun alih-alih menyalahkan pihak lain atau mencari pembenaran, Takubo memilih mundur dengan cepat dan menyampaikan permintaan maaf terbuka.
“Saya menyebabkan ketidaknyamanan karena alasan pribadi,” ucap Takubo dengan kepala tertunduk di hadapan ratusan staf pemerintahan Kota Ito pada 8 Juli lalu.
Ia juga memposting permintaan maaf resmi melalui situs pemerintah kota. Kemudian menujukkan langsung kepada warga Ito yang merasa dikhianati.
Tidak Membela Diri
Langkah cepat Takubo diapresiasi oleh banyak pihak, termasuk oleh Hiromichi Nakajima, juru bicara Majelis Kota Ito. Dia menyebut pengunduran diri itu sebagai “keputusan bijaksana.”
Takubo berjanji akan menyerahkan surat pengunduran resmi ke kejaksaan dalam dua minggu. Pemilihan wali kota baru dijadwalkan digelar paling lambat 50 hari setelah surat pengunduran tersebut diterima.
Efek Domino
Kebohongan Takubo ternyata tidak hanya berdampak pada reputasi pribadi, tapi juga memukul sektor pariwisata lokal. Beberapa agen wisata membatalkan kunjungan ke Ito, kota yang terkenal dengan sumber air panasnya.