English English Indonesian Indonesian
oleh

Said Didu Kritik Proyek Kereta Api Makassar–Parepare yang Kini Jadi Beban KAI dan APBN

FAJAR, MAKASSAR – Jalur kereta api Makassar–Parepare yang sempat digadang-gadang sebagai tonggak sejarah transportasi modern di Sulawesi Selatan dipersoalkan Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, M Said Didu.

Dia menyebut proyek tersebut contoh nyata pembangunan tanpa dasar kebutuhan. Bahkan kini menjadi beban PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan APBN.

Menurutnya, jalur yang hanya menghubungkan sebagian wilayah dari Barru ke Maros itu tidak menjawab kebutuhan logistik maupun mobilitas masyarakat.

“Saya orang Makassar, saya tahu. Dari Parepare ke Makassar itu mobil pribadi seperti Avanza saja sering kosong. Artinya, permintaan penumpang belum ada,” tegasnya dalam sebuah video yang diunggah di akun X (dahulu twitter) @msaid_didu Senin (7/7/2025).

Tak Sampai Parepare
Proyek yang digagas sejak masa pemerintahan Presiden Joko Widodo ini awalnya dirancang sebagai jalur penghubung antarkota utama di Sulsel. Namun, hingga kini, relnya belum menyambungkan dua kota sesuai namanya. Kereta hanya beroperasi antara tiga kabupaten: Barru, Pangkep, dan Maros.

Alih-alih menjadi angkutan penumpang andalan, kata dia, jalur ini berubah menjadi kereta wisata. Bahkan, rutenya belakangan dialihkan ke arah pabrik semen Tonasa—bukan ke kawasan permukiman padat atau pusat ekonomi.

“Yang terjadi justru rel dibelokkan ke pabrik semen. Bahkan disebut akan menjadi ‘kereta api semen’,” kata Said.

Efisiensi yang Dipertanyakan
Menurut perhitungan logistik dasar, lanjut dia, pengangkutan barang seperti semen dalam jarak pendek tidak ideal dilakukan dengan kereta api. Jika di bawah 20 kilometer, seharusnya cukup menggunakan conveyor.

News Feed