FAJAR, BANGKOK – Krisis politik Thailand memanas setelah isi percakapan pribadi antara Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra dan mantan Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, bocor ke publik. Transkrip percakapan yang memicu kecaman luas itu dinilai merendahkan militer Thailand dan memperkeruh hubungan diplomatik antarnegara bertetangga.
Percakapan yang dilakukan pada 15 Juni lalu tersebut menjadi sorotan nasional setelah rekamannya tersebar di media sosial pada 18 Juni. Dalam isi pembicaraan itu, Paetongtarn terdengar mengkritik perwira tinggi militer negaranya sendiri. Ia menyebut salah satu jenderal sebagai sosok yang “hanya ingin terlihat keren,” dan meminta Hun Sen agar tidak menanggapi suara dari kelompok militer Thailand.
“Saya yang akan mengurus semuanya, Paman. Jangan dengarkan mereka. Itu hanya orang-orang yang cari panggung,” ujar Paetongtarn dalam nada akrab kepada Hun Sen, sebagaimana terekam dalam percakapan yang bocor.
Nada informal dan pernyataan terbuka Paetongtarn itu sontak menuai gelombang kemarahan publik. Banyak yang menilai sang perdana menteri telah melampaui batas dalam hubungan diplomatik dan justru melemahkan kedaulatan nasional. Apalagi, percakapan tersebut terjadi di tengah ketegangan antara Thailand dan Kamboja pasca-insiden baku tembak di wilayah sengketa Segitiga Zamrud, yang menewaskan seorang tentara Kamboja.
Kritikus menilai isi percakapan tersebut mencerminkan sikap sembrono seorang kepala pemerintahan terhadap isu sensitif pertahanan negara. Bahkan sebagian pihak menganggap Paetongtarn terlalu lunak dalam menyikapi situasi konflik militer dan merendahkan institusi militer Thailand.