MAKASSAR, FAJAR – Persoalan air bersih masih mencuat. Itu muncul lagi dalam reses anggota DPRD Makassar, Ray Suryadi Arsyad.
Saat menyerap aspirasi warga di Jalan Barukang 3, keluhan klasik itu kembali mendominasi. Warga mengeluhkan suplai air bersih yang tak kunjung membaik, bahkan di sejumlah titik air tak mengalir sama sekali.
“Air bersih ini sudah menjadi isu kemanusiaan. Kita ini manusia, tapi kenapa diberi konsumsi air bau comberan?” kata Ray dengan nada geram di hadapan warga saat reses, Jumat, 20 Juni 2025.
Ketua Fraksi MULIA DPRD Makassar itu bahkan mengungkap, sebagai anggota DPRD pun dirinya mengalami nasib serupa. Di rumahnya, air PDAM tak mengalir.
“Saya pakai sumur bor kedalaman 4 meter. Agak bau-bau sedikit, tapi, ya, terpaksa,” ujarnya.
Krisis air bersih di Makassar utara bukan perkara baru. Karena terus dikeluhkan, warga bahkan mulai lelah menyuarakannya.
“Mereka tidak sampaikan lagi karena sudah capek. Tapi saya tidak akan pernah bosan menyuarakan ini. Saya mau ini di-highlight, utara Makassar masih krisis air bersih,” tegas Ray.
Pipa PDAM yang tertanam di wilayah tersebut sudah sangat tua, peninggalan zaman Belanda, dan posisinya berada satu meter di bawah got. “Bayangkan, pipanya sudah karatan, bocor halus, lalu kemasukan air got. Makanya air PDAM kita di sini bau comberan. Padahal standarnya bisa langsung diminum,” jelasnya.
Ada ketimpangan antara iuran yang dibayar warga dengan layanan yang diterima. “Masyarakat bayar tiap bulan, tapi yang datang cuma air got, comberan, atau bahkan cuma angin,” keluhnya.