Tak jarang ia menjadi sopir ambulans, menggendong lansia yang sakit, atau membantu evakuasi warga ketika banjir hadir tanpa diundang. Semua dilakukannya hanya untuk membuat warga nyaman dan lebih percaya pada polisi.
Anak-anak kecil pun kerap diajak mengobrol. Mereka senang berteman dengan polisi. Kalau ia datang, mereka pasti teriak “Pak Arsyad..Pak Arsyad”.
“Itu sampai saya hapal nama-nama si anak. Pokoknya semua warga di sini, pedagang, tukang bentor, juru parkir, sopir pete-pete yang biasa mangkal, itu saya kenal,” bebernya.
Untuk mewujudkan rasa aman maksimal, ia juga bekerja sama dengan Babinsa, lurah, dan tokoh masyarakat setempat. Perlahan, kepercayaan mulai datang. Itu terlihat dari beberapa kejadian yang justru membuat Aipda Arsyad lebih dahulu dicari oleh warga.
“Salah satunya itu, ada warga sakit butuh ke rumah sakit, saya dipanggil. Saya antar pakai ambulans ke rumah sakit. Sedihnya, warga itu meninggal. Jadi saya antarkan lagi pulang ke rumahnya,” kenang Arsyad.
Ia juga tak menyangka, respons positif masyarakat yang dilindunginya begitu besar. Tak jarang, tengah malam ada saja warga yang menghubunginya untuk sekadar mengadu atau curhat.
“Pak Arsyad ini polisi yang baik. Dia tidak pilih-pilih mau mengobrol dengan siapa. Kami sangat senang kalau ada masalah dia bisa kasih bantuan atau solusi bermanfaat,” ungkap Dg Jarre (67), warga yang sehari-hari berjualan di warung kecil.

Diakuinya, Pak Arsyad tak pernah menunjukkan arogansinya sebagai anggota polisi. Warga yang terjerat masalah hukum pun, diajaknya berbicara dengan baik.