Di tengah dunia yang seringkali gaduh oleh citra negatif oknum, langkah kecil Aipda Arsyad adalah napas segar tentang harapan. Bahwa polisi bisa dicintai, bukan ditakuti atau dihindari.
Yukemi Koto, Makassar
Matahari belum terlalu terik, saat Aipda Arsyad duduk santai bersama sejumlah warga di sebuah warung kecil. Di atas meja, ada gelas-gelas kopi yang mengepulkan asap pertanda baru saja diseduh.
Sesekali, suara tawa mewarnai perbincangan ringan pagi itu. Jika saja Aipda Arsyad (44) tidak sedang mengenakan seragam dinas cokelatnya, maka tak ada yang tahu jika dirinya seorang polisi.
Pak Arsyad, begitu warga setempat mengenalnya. Sudah empat tahun lebih, ia bertugas sebagai Bhabinkamtibmas Ende. Saat duduk santai itu, ada-ada saja warga yang mengenalnya, menyapa Pak Arsyad.
“Sehari-hari tugas saya ya begini. Jaga keamanan. Kadang ngobrol di warung, ke rumah-rumah warga, atau keliling. Kadang jadi penengah kalau ada pasutri (pasangan suami-istri) yang bertengkar,” senyum anggota Polsek Wajo yang masuk dalam wilayah Polres Pelabuhan Makassar, saat ditemui pagi itu, Jumat, 20 Juni 2025.
Kelurahan Ende, bisa dibilang beragam aktivitas dan latar belakang warga di sana. Ada Pasar Sentral atau New Makassar Mall, merupakan salah satu pasar besar di Makassar. Mirip Pasar Tanah Abang, kalau di Jakarta.
Lalu, jejeran toko-toko yang memenuhi kelurahan tersebut. Belum lagi, cukup banyak penduduk lorong yang hidup di balik jalan besar. Kenyataan ini membuat Pak Arsyad, harus bisa mengenal dengan baik setiap sudut wilayah, dan kehidupan masyarakat di sana.