BELOPA,FAJAR—Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong penerapan pertanian modern di Luwu. Muaranya untuk meningkatkan produktivitas.
Pengelolaan pertanian secara modern diperlukan guna mencukupi kebutuhan pangan di dalam negeri. Sektor pertanian nasional dapat kebanggaan Presiden Prabowo Subianto.
“Alhamdulillah produksi pertanian Sulsel nomor dua terbaik Indonesia,” kata Kepala Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BPMP) Kementan Prof Fadjry Djufry pada rapat koordinasi percepatan luas tambah tanam di Kantor Bupati Luwu, Kamis, 19 Juni 2025.
Kebijakan presiden dengan menaikkan HPP gabar Rp 6.500 per kilogram padi kering panen telah membantu petani. Saat ini, pupuk pun diklaimnya tidak ada masalah dan benih sebagian besar dibantu.
Sulsel saat ini mengalami surplus 6.660 hektare lahan sawah. Beras Sulsel surplus 2,3 juta ton. Pihaknya mendorong peningkatan produktivitas pertanian di Sidrap menjadi IP 300, selama ini baru mencapai IP 200.
Jika dahulu hanya mengandalkan padi varietas masa panen 120-130 hari, masa tanam hanya bisa dua kali dalam satu tahun. Makanya diupayakan dapat ditambah jadi tiga kali masa tanam.
Olehnya itu, diupayakan petani menanam padi varietas umur 90 hari. Yakni varietas Pajajaran dan varitas baru lainnya. Potensi produksinyanya juga tinggi mencapai 90 ton dalam satu hektare.
Kementan mendorong petani menanam varietas genja atau umur pendek. Kemudian oplah 920. Ke depan setiap 200 hektare sawah untuk oplah rawa akan diberikan pendampingan satu brigade pangan.