“Kadang masalahnya sederhana, seperti salah posisi tangan saat tidur atau terlalu lama mengetik tanpa istirahat. Tapi kalau dibiarkan, bisa jadi masalah besar,” ujarnya.
Ia menambahkan, banyak kasus saraf terjepit bisa dicegah atau membaik hanya dengan perbaikan gaya hidup yang konsisten. “Memberi waktu istirahat untuk tangan saat bekerja, menggunakan alat bantu ergonomis, serta melakukan peregangan ringan sangat dianjurkan,” ucapnya.
Dokter spesialis saraf Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, dr. Nurussyariah Hammado, SpN, MAppSci, MNeuroSci, mengatakan jika kondisi sudah berat dan menimbulkan gangguan fungsi. Contohnya kata dia, seperti kelemahan otot atau nyeri yang terus-menerus, tindakan medis seperti operasi untuk membebaskan saraf yang terjepit bisa menjadi pilihan.
“Operasi memang bisa menjadi solusi, tapi itu adalah langkah terakhir. Yang paling utama adalah deteksi dini dan pencegahan,” ucapnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya berkonsultasi dengan dokter jika gejala seperti nyeri menjalar, kesemutan, atau mati rasa muncul secara berulang. Menurutnya, penundaan pengobatan bisa memperburuk kondisi dan menyulitkan pemulihan. Segera konsultasikan jika ada gejala yang berulang. (wis/lin)