English English Indonesian Indonesian
oleh

Mengunjungi Badar, Kota Perjuangan Rasulullah Melawan Kaum Kafir

Sebelum meninggalkan Badar, kami menyempatkan salat Ashar di Masjid Al-Areesh – konon masjid bersejarah ini menjadi tempat Nabi Muhammad Saw berteduh sekaligus sebagai markas komando selama peperangan Badar berlangsung. Luasnya tak seperti kebanyakan masjid besar di Madinah. Arsitekturnya cukup sederhana tapi penuh makna – ketenangan dengan nilai-nilai perjuangan para sahabat Nabi. Di dalamnya terasa teduh dan sejuk dibalut karpet nan tebal dengan ornament lampu hias yang menerangi pengunjung beribadah.

Kala peperangan Badar di depan mata, Rasulullah tak henti-hentinya berdoa sepanjam malam dan meminta petunjuk kepada Allah swy di Masjid Al Arees ini. Allah kemudian menjawab doa Rasulullah dan kemudian memerintahkan untuk memimpin pasukan muslim dalam perang melawan kaum kafir Quraisy yang dipimpin Abu Jahal. Bahkan kala itu, disebutkan malaikat akan turun di Jabal Malaikat untuk membantu pasukan Muslim melawan ribuan kaum Quraisy saat perang badar berlangsung.

Secara kekuatan dan persenjataan, pasukan yang dipimpin Nabi Muhammad Saw sangat kecil jumlahnya dibanding pasukan musuh kala itu. Kamu Muslimin hanya berjumlah 313 orang dilengkapi persenjataan delapn pedang, enam baju perang, 70 ekor unta, serta dua ekor kuda. Sementara pasukan Quraisy yang datang dengan bala tentara dari Makkah memiliki peralatan tempur lengkap sebanyak 600 persenjataan, 700 unta, serta 300 kuda.

Tetapi Rasulullah tak gentar. Amanah Allah Swt yang menunjuk dirinya sebagai panglima perang dijalankan. Dalam peperangan tersebut, umat Islam mengambil posisi yang terdekat dengan sumber air. Rasulullah memilih tempat itu sebagai salah satu bentuk strategi perang.

News Feed