Tak Semua Pulang, Tapi Semua Punya Hak Untuk Dijaga
Ratusan jamaah Indonesia tahun ini pulang ke tanah air dalam bentuk peti jenazah. Sebuah ironi yang menyayat hati. Mereka pergi dengan senyum, dengan doa, dengan harapan untuk kembali membawa haji mabrur. Tapi yang tiba hanya nama, dan air mata keluarga yang menanti.
Sudah waktunya kita menggeser fokus dari hanya soal kuota dan akomodasi, ke perlindungan dan kesiapan kesehatan jamaah. Edukasi kesehatan haji, pelatihan fisik sejak sebelum keberangkatan, skrining medis ketat, serta pendampingan intensif di tanah suci, bukan lagi sekadar pelengkap—tapi kebutuhan yang tak bisa ditawar.
Doa yang Menjadi Janji
Di antara derai air mata di Tanah Haram, mari kita renungkan:
Bahwa setiap jiwa yang berangkat adalah amanah. Dan setiap yang wafat adalah pengingat, bahwa masih ada tugas besar yang belum selesai.
Ya Allah, muliakan mereka yang Engkau panggil di tanah suci. Terimalah amal ibadah mereka, dan bangkitkan kami untuk lebih peduli, lebih tanggap, dan lebih menjaga hamba-hamba-Mu di perjalanan suci ini.
Agar kelak, setiap haji yang berangkat…
bukan hanya membawa niat suci, tapi juga tubuh yang kuat dan jiwa yang siap, hingga bisa pulang dalam keadaan sehat, selamat, dan mabrur.
Artikel ini dokter koboi tulis sebagai bentuk refleksi dan seruan hati untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesiapan kesehatan dalam ibadah haji. Karena menjaga kesehatan jamaah adalah bagian dari menjaga amanah Allah. (Oleh: dr. Wachyudi Muchsin S.Ked SH M.Kes C.Med /amr)