WAJO, FAJAR — Kasus kebakaran di Kabupaten Wajo cukup tinggi. Kondisi ini tidak sebanding dengan 17 unit mobil pemadam kebakaran (damkar).
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Damkar Satuan Polisi Pamong Praja, Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Wajo, Ariadi, Selasa, 10 Juni 2025.
“Kami punya 17 unit mobil damkar yang tersebar di sejumlah kecamatan,” ujarnya.
Belasan mobil damkar itu hanya tersedia di 6 dari 14 kecamatan di Wajo. Posko induk atau Kecamatan Tempe ada 11 unit, posko Pitumpanua 2 unit, dan masing-masing 1 unit di Kecamatan Belawa, Maniangpajo, Bola, dan Majauleng.
“Kecamatan Tanasitolo, Keera, Sajoangin, Penrang, Sabbangparu, Pammana, Takkalalla, dan Gilireng, belum ada. Wilayah ini dicover oleh kecamatan yang tersedia,” tuturnya.
Kondisi tersebut dinilai berdampak terhadap upaya petugas damkar memadamkan api di 8 wilayah tersebut. Belum lagi, 3 diantar mobil damkar milik Pemkab Wajo, dinilai rusak.
“Ada 3 unit yang rusak ringan. Selebihnya, beroperasi dengan baik baik,” ungkapnya.
Di tengah tidak tersedianya mobil damkar di setiap kecamatan, tidak sebanding dengan kasus kebakaran tahun ini terbilang cukup tinggi. Sejak Januari hingga Mei 2025, tercatat 50 kasus kebakaran. Sebagian besar kebakaran disebabkan korsleting listrik.
Warga Gilireng, Baso mengeluhkan, belum memadainya pelayanan kebakaran Pemkab Wajo. Bahkan ironisnya, masyarakat bergotong royong memadamkan api tidak terjadi kebakaran di wilayah luar ibu kota Kecamatan Gilireng.
“Biasanya petugas sampai di lokasi sudah dalam kondisi terbakar bahkan rata dengan tanah hingga sudah padam oleh gotong royong warga,” sebutnya.