Oleh: Prof Ahmad M. Sewang*
Tahun tujuh tiga, kulangkahkan kaki
Di kota Angin Mammiri, kota yang berseri,
Ke Fakultas Adab, IAIN tempat kujejaki
Menimba ilmu, membangun mimpi
Di sanalah pertama kutemui
Tokoh pemersatu umat yang rendah hati
H. Fadli Luran, sosok berseri
Menyinari jalan bagi sanubari
Tiga hal menjadi titik tolakYang menancap kuat, tak pernah retak
Pertama, bertemu tokoh mulia
Kedua, mendalami ilmu agama
Ketiga, kelak—di IMMIM pula—Kutemukan pasangan hidupku yang setia
Saat itu ramai kawan seangkatan
Berlomba masuk organisasi pergerakan
HMI dan PMII saling bersaing
Menjadi medan tempur para pemikir yang beringin
Namun mataku menyaksikan
Eksiden yang menyayat perasaan
Pemukulan yang merobek harapan
Teringat pesan orang tua nan bijaksana:
“Belajarlah baik, jangan cari perkara”
Maka kutahan niat jadi aktivis
Menepi dari hiruk-pikuk yang tak harmonis
Meski ada sesal yang tersisa
Namun syukur membuncah di dada
Di luar kampus kutemukan cahaya
Di DPP IMMIM, rumah jiwa dan raga
Pelatihan muballig, ceramah penuh hikmah
Membentuk hati, menajamkan langkah
Kala kampus lengang dari kegiatanPerpustakaan IMMIM jadi tempat andalan
Membaca buku, menyelami makna
Majalah-majalah menuntunku bijaksana
Dari IMMIM pula aku melangkah lebih jauh ke Pengajian Aqha lebih jauh bertemu para ilmuwan yang tulus
Bergabung para dokter mencari ilmu sebagai bekal di hari tua.
Di sinilah kutemukan jati diriku
Dalam diam, dalam ilmu, dalam rindu
Bukan di riuh debat dan suara lantang
Tapi di sunyi tempat ilmu ditenun tenang
Kompleks GFM, 10 Juni 2025