FAJAR, MAKASSAR — Untuk memperluas akses pendidikan tinggi yang inklusif dan merata, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IX memfasilitasi audiensi antara Indonesia Cyber Education Institute (ICE Institute) dan sejumlah perguruan tinggi swasta (PTS) pada Senin, 26 Mei 2025, di Aula H. Ridwan Saleh Mattayang.
Pertemuan ini bertujuan menjajaki potensi kerja sama dalam pemanfaatan platform Pembelajaran Terbuka dan Jarak Jauh (PTJJ) yang dikembangkan ICE Institute, guna memberikan kesempatan belajar yang setara bagi mahasiswa di berbagai penjuru Indonesia, termasuk wilayah timur.
Kepala LLDIKTI Wilayah IX, Andi Lukman, menegaskan komitmennya untuk menjadi penghubung kolaborasi strategis antara PTS dan ICE Institute. “Transformasi digital di pendidikan tinggi harus menjawab tantangan pemerataan akses dan kualitas. Kami siap memfasilitasi upaya ini,” ujarnya.
ICE Institute sendiri merupakan inisiatif Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, yang lahir dari kolaborasi berbagai perguruan tinggi besar seperti Universitas Indonesia, Universitas Terbuka, ITB, UGM, ITS, hingga Universitas Negeri Malang. Melalui platform ini, mahasiswa dari PTN maupun PTS dapat mengikuti mata kuliah daring lintas kampus, mengakses microcredentials, dan mendapatkan pengalaman belajar yang fleksibel namun tetap berkualitas.
Founder ICE Institute, Paulina Pannen, dalam pemaparannya menjelaskan bahwa ICE-I membuka beragam bentuk kolaborasi, mulai dari penyediaan konten kuliah daring oleh PTS, transfer kredit mata kuliah antar kampus, hingga pelatihan dosen dan pengembangan teknologi pembelajaran.