Strategi investasi pada R&D sukses dilakukan oleh perusahaan telekomunikasi China, Huawei yang mendapat sanksi pembatasan akses teknologi tinggi untuk memproduksi peralatan telekomunikasi.
Saat ini, Huawei mampu menghasilkan teknologi telekomuniaksi sendiri dengan biaya sangat murah. Bahkan, Huawei menjadi perusahaan telekomunikasi dengan pendaftaran paten tertinggi melampaui Mitsubishi, Intel dan lainnya.
Langkah kedua, fokus pada akuisisi teknologi manufaktur yang lebih advance. Program penelitian difokuskan pada pengembangan teknologi terbaru, seperti Artificial Inteligent (AI), smart robotic, otomatisasi, dan pemanfaatan big data yang akan meningkatkan efisiensi.
Langkah ketiga, menghindari ketergantungan teknologi terhadap negara tertentu. Pemerintah dan sektor swasta nasional didorong mendiversifikasi sumber teknologi manufaktur dengan cara membangun kerjasama dengan banyak negara atau perusahaan dalam global tech hub.
Langkah keempat, memanfaatkan big data analysis untuk memahami preferensi konsumen, mengoptimalkan disain produk, dan mengenali secara spesifik kebutuhan pasar yang berbeda-beda di berbagai negara. Hal ini menjadi modal untuk mencari pasar ekspor baru.
Langkah kelima, mentransformasi kelembagaan Dewan Ekonomi Nasional (DEN). Mengintegrasikan fungsi productivity commission ke dalam DEN yang aktif melakukan riset dan memberikan masukan kepada pemerintah untuk meningkatkan produktifitas perekonomian nasional.
Hal ini mengingatkan pada Paul Romer, pemenang nobel ekonomi tahun 2018 dengan endogenous growth theory yang menyatakan bahwa kemajuan teknologi dan pertumbuhan produktifitas harus bersumber dari kekuatan internal suatu negara. Keduanya tergantung pada kemampuan inovasi, kegiatan R&D, dan ketersediaan tenaga kerja terampil.