Dalam pernyataan tersebut, ia menyuarakan keprihatinan mendalam terhadap berbagai tekanan yang dialami oleh institusi pendidikan kedokteran.
Ia juga menyerukan solidaritas antar fakultas kedokteran se-Indonesia untuk saling menguatkan dalam menghadapi tantangan regulasi dan sistem pendidikan yang terus berubah.
“Di saat banyak pihak mungkin saling menyalahkan, FK UMI memilih jalan untuk bermunajat. Karena kami percaya, hanya dengan kekuatan doa dan kebersamaan, kita bisa melewati badai ini,” ujar dekan dengan penuh keteguhan. Seruan ini disambut haru oleh seluruh peserta yang larut dalam suasana zikir.
Dalam munajat yang dipanjatkan bersama, para peserta memohon perlindungan dan petunjuk dari Allah SWT bagi seluruh Fakultas Kedokteran di Indonesia.
Doa juga dipanjatkan bagi para guru besar, dosen, dokter, serta mahasiswa, agar mereka diberi kekuatan lahir dan batin dalam menjalankan amanah pendidikan dan pelayanan kesehatan.
Lebih dari sekadar ritual, kegiatan ini menjadi refleksi kolektif atas realitas yang dihadapi dunia pendidikan kedokteran saat ini.
FK UMI menegaskan bahwa spiritualitas bukanlah pelarian, melainkan fondasi moral dalam membangun daya tahan dan integritas institusi.
Suasana yang penuh kekhusyukan ini menunjukkan bahwa perjuangan dalam dunia pendidikan tidak selalu harus dilakukan dengan demonstrasi atau tekanan publik, tetapi juga bisa dengan pendekatan religius dan hati yang lapang.
Gerakan serupa juga mulai bergema di berbagai organisasi profesi di bidang kesehatan yang turut menyuarakan keprihatinan terhadap situasi ini.