FAJAR, MAKASSAR—Angin pagi Kota Makassar masih berembus lembut ketika deretan motor bergaya retro-modern mulai berbaris rapi di titik kumpul.
Di bawah langit yang cerah, knalpot Yamaha XSR mulai menggeber pelan—pertanda sebuah perjalanan akan dimulai.
Hari itu, Minggu, 11 Mei komunitas XBI Brotherhood Chapter Makassar bersiap memulai riding camp lintas kabupaten, menyusuri jalur-jalur indah menuju Hutan Pinus Rombeng di Kabupaten Bantaeng.
Warna-warni jaket riding menyatu dengan semangat yang terasa hangat. Ada yang baru bergabung, ada pula yang sudah senior—semuanya melebur dalam satu semangat: kebersamaan di atas roda.
Tak ada hiruk-pikuk kota, hanya deru mesin dan jalanan yang mengular tenang di hadapan mereka.
Perjalanan sepanjang lebih dari 100 kilometer itu tidak terasa melelahkan. Di kiri-kanan jalan, hamparan sawah dan pegunungan mengiringi, seakan alam ikut menyambut rombongan.
Senyum dan candaan terdengar dari interkom helm, memperlihatkan ikatan yang lebih dari sekadar klub motor biasa—ini adalah keluarga.
Ketika memasuki wilayah Ulu Ere, hawa mulai berubah. Udara menjadi lebih dingin, pepohonan pinus menjulang tinggi, menebar aroma kayu yang menenangkan.
Di sinilah, di Desa Bontolojong, tenda-tenda mulai ditegakkan. Lokasi camp berada tepat di tengah hutan pinus, seperti potongan surga kecil yang tersembunyi di balik bukit.
Waktu seolah melambat di tempat itu. Sambil menyeruput kopi hangat, para anggota duduk melingkar di bawah cahaya matahari sore yang menembus sela pepohonan.