Di tengah desakan perubahan, nilai-nilai kearifan lokal Bugis memberikan fondasi moral yang kuat.
“Nilai seperti sipakatau (saling memanusiakan), sipakainge’ (saling mengingatkan), dan sipakalebbi’ (saling menghargai) menjadi pengingat bahwa pendidikan bukan hanya soal ilmu, tapi juga soal karakter dan martabat. Dalam pandangan masyarakat Bugis, pendidikan adalah jalan menuju kehormatan hidup (mappatuo), bukan hanya secara pribadi, tetapi juga sebagai bangsa,” sambung Ihsan.
Sebagai bangsa yang besar, Indonesia memiliki potensi besar dalam bidang pendidikan. Namun, seperti diingatkan dalam naskah orasi Hardiknas, tantangan terbesarnya bukan pada kekurangan ide, tapi pada konsistensi untuk mewujudkan janji menjadi bukti. Pendidikan adalah pondasi masa depan, dan masa depan tidak bisa terus menunggu.
Peringatan Hardiknas tahun ini bukan sekadar seremoni, tapi menjadi ajakan untuk seluruh elemen bangsa: saatnya bergerak, saatnya membuktikan. (an)
