English English Indonesian Indonesian
oleh

Ribuan Buruh Tuntut Kepastian Jam Kerja dan Upah layak

”Peran buruh ini kan jelas, sangat vital dalam perputaran ekonomi. Semuanya sinkron, produksi, distribusi, dan lainnya, tidak pernah lepas dari peran buruh. Maka sudah seharusnya mereka mendapat kesejahteraan dari upah yang layak,” ungkapnya.

Kemudian, kordinator KP Sindikasi Makassar, Titin Jayalangkara menyampaikan, ada banyak hal yang dialami masyarakt saat ini, khususnya kaum pekerja. Terlebih lagi bagi mereka pekerja lepas (freelance).

Bahkan dia menilai, hal ini sudah dimulai sejak di bangku kuliah. Banyak skema pendidikan yang mengarahkan peserta didik untuk menjadi kalangan pekerja.

”Di balik retorika pengalaman belajar dan persiapan karir, praktik magang tanpa bayaran adalah bentuk modern dari kerja paksa terselubung. Mahasiswa didorong bekerja delapan jam sehari, lembur, menyelesaikan target, bahkan menggantikan posisi pekerja tetap, namun tidak digaji layak, bahkan sering tanpa kompensasi sama sekali,” kata dia.

Menurutnya, hal ini bukan sekadar pelanggaran etika, tetapi penindasan sistemik yang memperdalam jurang antara mahasiswa kelas atas dan mahasiswa dari keluarga menengah ke bawah. Mereka yang miskin dipaksa memilih memperkaya CV atau membayar tagihan hidup.

”Sementara kampus dan korporasi saling bekerjasama memangkas biaya tenaga kerja, menyerahkan beban produksi ke pundak anak muda yang tidak berdaya secara ekonomi dan politik. Mereka menyebutnya kebebasan bekerja dari mana saja. Namun kenyataan pahit, jutaan pekerja lepas dipaksa hidup tanpa jaminan, tanpa kontrak, dan tanpa kepastian,” terangnya.

News Feed