FAJAR, MAKASSAR — Berbagai elemen masyarakat di Kota Makassar turun ke jalan untuk memperingati Hari Buruh Internasional.
Serikat Buruh, mahasiswa, hingga sejumlah ormas, memadati Jl Andi Pangerang Pettarani dan Urip Sumoharjo. Titik fokus aksi demonstrasi ini berpusat di Fly Over.
Massa Aksi bertemu di sana, setelah sebelumnya melakukan aksi di berbagai titik. Seperti Kantor DPRD Sulsel, Kantor DPRD Makassar, Kantor Gubernur Sulsel, dan beberapa titik lainnya.
Mayoritas dari mereka menyuarakan kepastian jam kerja dan upah layak. Sebab, hal itu dianggap paling vital dalam dunia kerja saat ini. Selain itu, kalangan buruh juga meminta berbagai perlindungan kerja.
Koordinator Lapangan Front Perjuangan Rakyat (FPR) Sulsel yang tergabung dalam Aliansi Perjuangan Rakyat Makassar, Al-Iqbal mengaku, mereka meminta Pemprov Sulsel untuk memberikan jaminan kesejahteraan kepada kaum buruh, melalui peraturan daerah.
”Tuntutan kami sama dengan teman-teman buruh yang lain, meminta Pemprov Sulsel agar memberi perlindungan melalui peraturan daerah, terkait dengan kesejahteraan kaum buruh. Mulai dari upah, jam kerja, dan berbagai lainnya,” ujarnya kepada FAJAR , Kamis, 1 Mei.
Lebih lanjut dia mengatakan, peran buruh dan pekerja saat ini cukup memprihatinkan. Tekanan target, jam kerja yang tidak menentu, dan upah yang minim, membuat mereka hidup di bawah garis kesejahteraan.
Padahal menurutnya, buruh dan pekerja merupakan tulang punggung perekonomian. Sebab, tanpa buruh dan pekerja, proses produksi, diatribusi, dan perputaran ekonomi akan macet. Akibatnya, negara bisa lumpuh jika kelompok tersebut hilang.