“Lidah dan warna kulit yang berbeda adalah tanda kekuasaan Allah. Maka, mari kelola perbedaan dalam semangat ukhuwah Islamiyah,” ungkapnya.
Dalam konteks pembangunan daerah, Prof. Mansyur menyampaikan bahwa Universitas Muslim Indonesia siap berkolaborasi dengan Pemda Luwu Utara dalam berbagai bidang.
Beberapa program strategis yang sedang digagas meliputi pengembangan SDM, pembangunan infrastruktur pendidikan, penguatan riset berbasis lokalitas, hingga pengembangan UMKM pesantren.
“UMI hadir bukan untuk sekadar menara gading akademik. Kami hadir untuk membumikan ilmu dan menjadi mitra pemerintah dalam menyusun kebijakan yang berpihak pada rakyat,” kata Prof. Mansyur yang juga dikenal sebagai tokoh nasional bidang pendidikan Islam.
Ia menegaskan bahwa pembangunan tidak bisa berjalan hanya dengan kekuatan birokrasi atau dunia kampus semata. Butuh sinergi lintas sektor yang dilandasi keimanan dan semangat kebersamaan.
Kolaborasi antara institusi pendidikan dan pemerintahan, menurutnya, adalah jalan strategis membangun bangsa yang berdaya dan bermartabat.
Khutbah yang disampaikan Prof. Mansyur mendapat apresiasi luas dari jamaah. Banyak yang menilai, pesan spiritual yang dibawakan sangat relevan dengan tantangan pembangunan hari ini.
Nilai-nilai akidah yang kokoh dinilai mampu memperkuat semangat pelayanan publik dan menjaga integritas sosial di tengah tantangan zaman.
Menutup khutbahnya, Prof. Mansyur mengajak seluruh jamaah untuk menjadikan aqidah sebagai poros kehidupan dan titik temu dalam setiap bentuk kerja sama.