Dalam waktu dekat, TAPKD Sulsel akan menggelar rapat koordinasi untuk memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan guna memaksimalkan potensi produk unggulan daerah, salah satunya kakao, yang telah menjadi komoditas andalan Sulsel selama beberapa dekade.
“Kakao adalah kebanggaan Sulsel. Tapi kita tidak bisa berhenti pada tahap produksi saja. Harus ada ekosistem yang mendukung dari hulu ke hilir: pembiayaan, pelatihan, pendampingan usaha, hingga akses pasar,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa TAPKD bersama OJK dan mitra keuangan akan menyusun strategi untuk memperluas pembiayaan kepada petani kakao, termasuk dengan skema kredit berbunga rendah, layanan keuangan digital di pedesaan, serta edukasi keuangan yang terintegrasi dengan program pertanian dan koperasi lokal.
Selama ini, pemerintah daerah telah berperan aktif dalam membantu petani melalui penyediaan bibit unggul, pupuk bersubsidi, dan pelatihan teknis. Namun, tantangan utama yang masih dihadapi adalah akses pasar dan stabilitas harga jual yang masih fluktuatif dan kerap merugikan petani. Menjawab hal ini, OJK dan TAPKD turut berupaya untuk menghadirkan pendekatan baru, yakni dengan mencarikan pasar bagi hasil produksi para petani, baik di tingkat nasional maupun internasional.
“Kami tidak ingin petani hanya sekadar panen, tapi juga untung. Oleh karena itu, pencarian pasar menjadi prioritas. Kami akan menjembatani kerja sama dengan BUMN, swasta, bahkan pembeli luar negeri untuk menyerap produk kakao dari Sulsel secara berkelanjutan,” tuturnya.