English English Indonesian Indonesian
oleh

Momen Percepat Reformasi Ekonomi Nasional

Sementara itu, Pakar Ekonomi dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof. Marsuki DEA, memberikan pandangan yang lebih luas terkait upaya Indonesia dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang dipicu oleh perang dagang AS–Tiongkok. Menurutnya, pelemahan ekonomi global saat ini harus dijadikan momentum untuk memperbaiki kondisi politik ekonomi dalam negeri secara fundamental, bukan hanya respons sesaat terhadap krisis.

“Stabilitas politik dan ekonomi harus berjalan seiring. Ketika kebijakan pemerintah tidak konsisten atau terlalu sering berubah mengikuti tekanan jangka pendek, investor akan kehilangan kepercayaan. Kita perlu menciptakan iklim politik yang tenang dan kebijakan ekonomi yang pro-rakyat namun tetap berorientasi jangka panjang,” jelasnya.

Ia menyoroti bahwa salah satu kelemahan mendasar dalam struktur ekonomi Indonesia adalah masih tingginya ketergantungan pada konsumsi dan ekspor komoditas mentah. Dalam situasi ketidakpastian global seperti sekarang, hal ini bisa menjadi bumerang karena fluktuasi harga komoditas dan permintaan luar negeri sangat dipengaruhi oleh kondisi geopolitik.

Oleh karena itu, Prof Marsuki menegaskan pentingnya memperkuat daya beli masyarakat sebagai penopang utama pertumbuhan ekonomi domestik. Menurutnya, pemerintah perlu melakukan evaluasi terhadap program bantuan sosial dan skema subsidi yang sudah ada agar lebih tepat sasaran dan berdampak langsung pada konsumsi rumah tangga kelas menengah bawah.

“Peningkatan daya beli masyarakat itu bukan hanya soal bantuan sosial. Ini juga tentang upah yang layak, jaminan sosial yang menyeluruh, dan stabilitas harga kebutuhan pokok. Kita perlu menjaga agar masyarakat tetap percaya diri untuk membelanjakan uangnya, karena dari situlah roda ekonomi terus berputar,” jelasnya lebih lanjut.

News Feed