Gula aren bubuk cocok untuk barista dan pebisnis kuliner, sedangkan gula cair menjadi favorit di kalangan ibu rumah tangga dan pengusaha minuman kekinian. Yang membedakan Dainichi dari produsen lain bukan hanya soal kemasan. Kualitas menjadi napas dari setiap produk yang mereka hasilkan. Proses seleksi bahan baku dilakukan ketat, alat pengukur nira diterapkan di hulu, dan proses pengolahan dilakukan dengan kontrol mutu tinggi. Semua demi menjaga rasa yang konsisten, aroma yang khas, dan tekstur yang disukai pasar.
“Gula aren Makassar itu unik. Rasanya lebih manis, aromanya lebih tajam. Kami ingin orang tahu bahwa bukan hanya Jawa yang punya gula aren berkualitas,” ujarnya.
Puncak dari perjalanan itu datang pada awal 2025, saat Dainichi mendapat kesempatan langka: tampil di BRI UMKM EXPO(RT) 2025 di ICE BSD City. Acara yang dihadiri lebih dari 69 ribu pengunjung itu menjadi saksi lonjakan besar UMKM Indonesia.
Selama empat hari pameran, booth Dainichi tak pernah sepi. Banyak yang penasaran dengan gula aren dari timur Indonesia. Sebagian belum tahu bahwa Sulawesi Selatan juga menyimpan kekayaan manis ini. Dainichi hadir tak hanya dengan produk, tapi juga cerita tentang petani, tentang dedikasi, dan tentang keberlanjutan.
“Kami edukasi mereka satu per satu. Kami bagikan sampel, jelaskan prosesnya, tunjukkan alat tes kami. Semua itu membangun kepercayaan,” ulasnya.
Hasilnya? Transaksi sebesar Rp3 juta dicatat selama acara. Tapi lebih dari itu, pintu kolaborasi terbuka lebar. Sejumlah kedai kopi dari Sumatera, Jawa, hingga Jakarta menyatakan minat bermitra. Bahkan beberapa investor internasional mulai melirik produk Dainichi sebagai komoditas ekspor potensial.