FAJAR, MAKASSAR – Di tengah tantangan sektor pertanian yang penuh ketidakpastian, kisah inspiratif datang dari seorang petani asal Bone, Sulsel. Arman, petani berusia 38 tahun ini, berhasil membuktikan bahwa tekad kuat dan dukungan finansial yang tepat bisa menjadi kunci perubahan nasib.
Berkat Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI, Arman kini menjadi petani sukses yang mampu memperluas lahan pertaniannya hingga lebih dari dua kali lipat hanya dalam waktu tiga tahun. Kisahnya dimulai dari sebuah lahan warisan orang tua seluas 1,2 hektare. Ia tumbuh dalam keluarga petani dan akrab dengan kehidupan bertani sejak kecil. Namun, keinginan untuk mandiri dan mengembangkan usaha pertaniannya sendiri muncul seiring berjalannya waktu. Meski memiliki lahan, Arman sempat ragu untuk mencoba menanam komoditas seperti cabai merah besar yang dikenal membutuhkan modal awal yang cukup besar.
“Awalnya saya pikir menanam cabai merah besar itu terlalu berisiko. Biayanya besar, mulai dari bibit, pupuk, sampai tenaga kerja. Belum lagi fluktuasi harga di pasar. Tapi dalam hati saya ingin maju, ingin ubah nasib keluarga,” cerita Arman.
Keraguan itu mulai sirna saat ia mendengar informasi mengenai Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang ditawarkan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI). Setelah mempelajari syarat dan prosedurnya, Arman memberanikan diri mengajukan pinjaman. Dukungan dari petugas BRI yang ramah dan profesional semakin memantapkan langkahnya.
“Prosesnya cukup cepat dan mudah. Saya dapat pinjaman KUR dan langsung saya gunakan untuk mulai menanam cabai merah besar secara intensif,” ujarnya.