FAJAR, MAKASSAR — Kondisi jembatan penghubung antara Kabupaten Sidrap dan Wajo kembali menjadi sorotan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulsel. Jembatan yang terletak di Dusun Wette Desa Lautang, Kecamatan Belawa, Kabupaten Wajo ini telah mangkrak sejak 2019 dan dinilai sangat merugikan masyarakat setempat, terutama petani dan pelaku ekonomi.
Anggota DPRD Sulsel dari Fraksi Partai Gerindra, Sultan Tajang, meminta Dinas Bina Marga Sulsel agar segera mengalokasikan anggaran penyelesaian proyek tersebut dalam APBD 2025. Menurutnya, keberadaan jembatan tersebut sangat vital karena menghubungkan dua wilayah yang dikenal sebagai lumbung pangan Sulsel.
“Jembatan Dusun Wette Desa Lautang, Kecamatan Belawa ini menjadi kebutuhan luar biasa bagi masyarakat di Wajo dan Sidrap. Mangkraknya pembangunan sejak beberapa tahun lalu jelas merugikan masyarakat, terutama karena kawasan ini merupakan lumbung pangan Sulsel,” ujar Sultan Tajang.
Sultan Tajang menjelaskan, proyek pembangunan jembatan tersebut sebenarnya telah dimulai pada 2019 dan dilanjutkan pada 2020, namun hingga kini tidak juga rampung. Ia menekankan bahwa jembatan tersebut merupakan jalur vital yang menunjang aktivitas ekonomi masyarakat, sehingga penyelesaiannya tidak boleh ditunda lagi.
“Kami meminta Dinas Bina Marga mengalokasikan anggaran untuk penyelesaian jembatan ini pada tahun 2025. Apalagi jembatan ini adalah akses utama masyarakat di wilayah tersebut,” tuturnya.
Lebih lanjut, Wakil Ketua Partai Gerindra Sulsel itu juga menyoroti rencana penyelesaian proyek dengan skema multi-year. Ia mengingatkan agar skema tersebut tidak hanya sebatas wacana, melainkan benar-benar diwujudkan dalam pengerjaan yang nyata.