English English Indonesian Indonesian
oleh

Tarif Trump dan Resesi Global

Oleh: Muhammad Syarkawi Rauf
(Chairman of Asian Competition Institute – ACI)

HARIAN.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR – Penundaan pemberlakuan tarif ekstra tinggi oleh presiden Trump, kecuali terhadap China, menurunkan persepsi risiko terhadap perekonomian global.

Hal ini tercermin pada proyeksi terjadinya resesi perekonomian Amerika Serikat (AS) oleh bank investasi Goldman Sachs turun menjadi 45 persen. Sebelumnya, pada saat pemeritahan Trump mengumumkan pemberlakuan tarif super tinggi terhadap 60 negara pada 9 April 2025, ekonom Goldman Sachs memperkirakan besarnya peluang perekonomian AS memasuki periode resesi sebesar 65 persen.

Persepsi resiko terhadap perekonomian AS dan global mulai meningkat sejak pelantikan presiden Trump pada 20 Januari 2025. Hal ini ditandai oleh narasi “masa keemasan AS dimulai sekarang” pembuka pidato pelantikannya sebagai presiden AS ke-47.

Sejalan hal di atas, pimpinan Wall Street, nama pusat keuangan dunia di New York, AS menyatakan bahwa kebijakan tarif Trump menciptakan ketidakpastian perekonomian global. Dimana, terjadi penurunan kegiatan ekonomi di berbagai negara yang menyebabkan pelambatan pertumbuhan ekonomi global.

Perekonomian global diperkirakan hanya akan tumbuh sebesar 2,8 – 2,9 persen pada 2025. Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi global mencapai sekitar 3,2 persen pada tahun 2024 dan 3,3 persen pada tahun 2023.
Pelambatan pertumbuhan ekonomi global dipicu oleh pelambatan pertumbuhan empat perekonomian terbesar dunia, yaitu perekonomian AS diperkirakan hanya tumbuh 1,9 persen tahun 2025, China 4,5 persen, Euro Zone 0,9 persen dan Jepang 1,1 persen.

News Feed