FAJAR, JAKARTA – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar masih sangat sehat. Tidak terdampak secara signifikan oleh kebijakan tarif impor yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Ia menyebut bahwa masyarakat tidak perlu terlalu khawatir terhadap dampak kebijakan tersebut terhadap sektor keuangan nasional.Menurut Mahendra, jika ditelaah secara rinci, produk-produk ekspor unggulan Indonesia ke AS seperti tekstil, sawit, dan garmen memang dikenai tarif, namun besaran tarifnya masih lebih rendah dibanding negara pesaing di sektor yang sama. Hal ini membuat harga produk ekspor RI menjadi relatif lebih kompetitif.
“Jadi bukannya kita tidak terkena, tapi terkenanya lebih kecil, sehingga kalau dilihat dari segi relative price, harga relatif dibandingkan negara lain justru menjadi lebih murah,” ujar Mahendra, Rabu, 9 April 2025.
Senada dengan itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga memastikan bahwa kondisi perbankan nasional masih dalam keadaan solid. Ia mengungkapkan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan berada di atas 5 persen, sementara penyaluran kredit mencapai 10,42 persen.
Selain itu, ia menyebut bahwa likuiditas perbankan tetap terjaga dengan loan to deposit ratio (LDR) berada di angka 88,92 persen. Sementara itu, capital adequacy ratio (CAR) berada pada tingkat aman yakni 27 persen.
“Jadi tidak sama dengan kondisi saat kita menghadapi berbagai krisis sebelumnya,” tegasnya.
Airlangga juga menambahkan bahwa momentum konsumsi domestik turut menguat, terlihat dari peningkatan belanja masyarakat selama bulan Ramadan yang tercatat mencapai Rp248,1 triliun. Ia menilai, faktor perayaan seperti Natal, Tahun Baru, dan Ramadan turut mendorong daya beli dan konsumsi masyarakat. (edo)