English English Indonesian Indonesian
oleh

Kuliner Khas Makassar: Kue Otere, Kudapan Legendaris dengan Cita Rasa Manis dan Tekstur Renyah

IRMAWATI, Panakkukang

Momentum Ramadan dan menjelang Lebaran membawa berkah tersendiri bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Salah satunya adalah usaha kue kering Otere, yang lebih dikenal sebagai kue tali-tali khas Makassar. Dengan teksturnya yang renyah dan cita rasa yang gurih-manis, kue ini menjadi pilihan utama sebagai camilan saat Idulfitri.

Kue Otere-Otere dinamai demikian karena bentuknya yang menyerupai lilitan tali tambang. Industri kue kering legendaris ini telah berdiri sejak tahun 1980-an dan semakin diminati menjelang Lebaran. Rumah produksinya berlokasi di Jalan Masjid Jabal Nur, Kelurahan Maccini Parang, Makassar.

M. Andi Yusuf (63), pemilik usaha kue Otere, menjelaskan bahwa permintaan meningkat hingga 75% menjelang Idulfitri.

Dalam sehari, ia bisa menghabiskan sekitar 300 kilogram tepung terigu sebagai bahan utama kue ini. Dibantu oleh 10 karyawan, produksi berlangsung dari pukul 08.00 hingga 17.00 setiap hari.

“Saya merupakan generasi pertama yang mengelola usaha ini sejak tahun 1980-an. Nantinya, bisnis ini akan diteruskan oleh anak-anak saya,” ujar Andi Yusuf.

Berkat usahanya, ia mampu mencukupi kebutuhan keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya hingga jenjang perguruan tinggi di Makassar. Menjelang Ramadan, kue Otere produksinya kebanjiran pesanan, tidak hanya dari Makassar tetapi juga dari luar daerah, seperti Palu, Sulawesi Tengah.

Dijual dengan harga Rp40 ribu per kilogram, kue ini dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. Proses pembuatannya cukup unik. Tepung terigu dicampur dengan mentega hingga menjadi adonan, kemudian dipadatkan menggunakan mesin press dalam beberapa tahap untuk memperkuat strukturnya.

Setelah itu, adonan dipotong dan dibentuk menyerupai lilitan tali sebelum digoreng hingga berwarna kecoklatan. Untuk menambah rasa manis dan gurih, kue yang telah matang dimasukkan ke dalam mesin pencampur gula pasir.

Dahlia (50), salah satu karyawan yang telah bekerja selama tujuh tahun, mengungkapkan bahwa menjelang Lebaran sering muncul kendala dari pelanggan yang ingin pesanannya selesai dalam waktu singkat.

“Kadang ada pelanggan yang baru memesan, tapi sudah buru-buru ingin mengambil pesanannya,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa selain rasanya yang gurih, kue Otere juga memiliki daya tahan yang lama sehingga cocok untuk disimpan dan dinikmati kapan saja.

Kue Otere bukan sekadar camilan khas Makassar, tetapi juga menjadi bagian dari tradisi yang selalu dinanti setiap Ramadan dan Idulfitri. (*/)

News Feed