Ade mengaku buyer dari Hong Kong langsung minta pengiriman 500 kg di awal, kopi biji mentah. Pengiriman kedua minta 2 ton dengan kopi grade-1. Kopi grade 1 adalah kopi dengan kualitas tertinggi yang memiliki cacat minimal dan ukuran yang seragam. Kopi grade 1 sering dipilih untuk kopi kemasan premium. “Tingkatannya sampai grade 3,” beber Ade.
Kemudian, khusus yang pengiriman ke Arab Saudi pada 2018, dalam bentuk produk kopi bubuk. Dibawa oleh jemaah dan travel yang mondar-mandir ke sana. Bahkan, di sana toko khusus untuk kopi, termasuk kopi-kopi asal Toraja. “Tak hanya dari satu pengusaha saja, ada beberapa permintaan dari buyer berbeda tapi asal negara yang sama,” tambahnya.
Perjuangan perempuan berlambut lurus ini tak sampai di situ. Ia semakin aktif mengikuti pameran baik yang difasilitasi pemerintah maupun perbankan seperti BRI dan BI. Ia kembali mengikuti pameran di Mesir. Ade mengaku bersyukur karena kopi leluhur disambut baik sama warga Mesir. Lagi, ia berhasil menggaet buyer baru dari Mesir melalui penandatanganan kontrak setelah pameran berlangsung
Ia mengaku dari beberapa negara tujuan ekspornya, Mesir dinilai punya potensi besar untuk kopi asal Toraja tersebut. Olehnya, Ade pun terus berusaha menjaga komunikasi dengan para buyer yang ada di Mesir.
“Mereka sangat suka, terutama kopi robusta. Makanya saya sangat bermimpi untuk punya outlet sendiri di Mesir. Pasarnya memang sangat bagus,” ujarnya sambil tersenyum.
Saat ini, Ade mengaku berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga kepercayaan para buyer. Karena kepercayaan itu yang membuat kontrak perdagangan terus diperpanjang. Salah satunya, tetap menjaga kualitas kopi dan komitmen terhadap kontrak yang dilakukan.