Namun, yang membuat Clemira benar-benar berbeda adalah konsep single origin yang diusungnya. “Kita masih single origin, semuanya dari satu daerah yang sama. Ini yang membuat rasa gula kita lebih khas, lebih gurih, lebih creamy,” jelasnya.
Single origin bukan sekadar strategi pemasaran, tetapi juga bentuk komitmen Sumarni terhadap kualitas dan autentisitas produknya. Dengan hanya menggunakan bahan baku dari satu wilayah, ia memastikan bahwa cita rasa gula aren yang dihasilkan tetap konsisten dan tidak tercampur dengan karakter gula aren dari daerah lain.
Gula aren dari Bontocani memiliki keistimewaan tersendiri. Teksturnya lebih halus, aromanya lebih tajam, dan manisnya lebih lembut dibandingkan dengan gula aren dari daerah lain. Hal ini tidak lepas dari faktor tanah, iklim, serta metode penyadapan yang diwariskan turun-temurun oleh para petani setempat.
Produksi Clemira berpusat di Bontocani, dengan pasokan gula aren dari sekitar 50 petani mitra. Mereka bekerja dalam kelompok, menyetorkan hasil produksi setiap minggu dalam bentuk gula yang sudah diolah dari nira segar.
“Kami selalu memastikan bahwa proses produksi dilakukan dengan standar terbaik, mulai dari penyadapan, pengolahan, hingga pengemasan,” ungkapnya.
Selain menjaga kualitas, wanita kelahiran Desa Pattuku, Kecamatan Bontocani, 21 Mei 1981 juga berupaya meningkatkan kesejahteraan petani. Dahulu, para petani gula aren sering kali mengalami ketidakpastian harga karena sistem perdagangan yang tidak stabil. Namun, dengan adanya Clemira, para petani kini mendapatkan harga yang lebih baik dan pendapatan yang lebih layak.