Lima besar negara produsen karet alam menguasai kurang lebih 80 persen produksi karet alam dunia. Dimana Thailand dan Indonesia menguasai lebih dari separuh produksi karet alam dunia, yaitu Thailand sekitar 31 persen dan Indonesia sekitar 22,39 persen. Sementara negara lainnya memiliki kontribusi kurang dari 10 persen terhadap produksi karet alam global.
Sementara pada sisi pembeli, terkonsentrasi hanya pada beberapa pembeli besar, yaitu perusahaan ban mobil, sepeda motor, sepeda dan alas kaki. Industri manufaktur ban global menguasai lebih dari 70 persen pembelian produksi karet alam global. Sementara kurang dari 30 persen diserap oleh industri alas kaki dan industri berbahan baku karet alam lainnya.
Struktur pasar oligopoli dan oligopsoni melahirkan isu pengendalian harga karet alam global oleh hanya beberapa perusahaan. Posisi tawar negara produsen lebih lemah mengingat lebih dari 75 persen pasar karet alam tergantung pada hanya 7 sampai 10 pembeli besar, khususunya industri manufaktur ban mobil, sepeda motor dan sepeda.
Sementara pada sisi produsen sangat sulit membentuk organisasi kartel dengan cara membuat kesepakatan harga dan pembatasan pasokan karet alam ke pasar. Salah satu penyebabnya adalah lemahnya diversifikasi produk hilir karet dan kuatnya hubungan antara petani karet rakyat dengan pembeli karet alam.
Perusahaan ban mobil juga berinvestasi di hulu dengan mengelola kebun karet sendiri. Atau produsen ban membangun kemitraan inti – plasma dengan petani karet rakyat disertai bantuan modal kerja dan bantuan teknis sesuai best agriculture practices perkebunan karet.