Oleh: Muhammad Syarkawi Rauf
Ketua KPPU RI 2015 – 2018
HARIAN.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR – Kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dalam 100 hari terakhir menunjukkan kinerja yang sangat baik secara nasional maupun internasional.
Secara nasional ditunjukkan oleh pembentukan beberapa institusi strategis, seperti Danantara dengan modal hampir seribu triliun rupiah. Sementara secara internasional, salah satunya, presiden Prabowo memiliki hubungan sangat baik dengan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim. Dalam beberapa isu internasional, keduanya memiliki kesamaan visi, khususnya mengenai tatanan dunia baru yang multipolar. Saat ini, Anwar Ibrahim memegang keketuaan ASEAN tahun 2025.
Sejalan dengan itu, ada baiknya pelaku ekonomi nasional, khususnya produsen karet alam memanfaatkan posisi strategis presiden Prabowo di dunia internasional untuk menggalang dukungan dalam rangka pengendalian harga karet alam dunia. Hal ini bertujuan untuk menyelamatkan petani karet alam nasional dan ASEAN.
Gagasan ini didasarkan pada fakta bahwa pasar karet alam dan produk turunannya memiliki struktur pasar oligopoli dan oligopsoni. Struktur pasar oligopoli dicirikan oleh penguasaan pasar karet alam global oleh hanya beberapa negara produsen karet alam. Sementara struktur pasar oligopsoni berkaitan dengan dominasi pembelian produk karet alam dunia oleh hanya beberapa pembeli besar.
Produksi karet alam global dalam lima tahun terakhir yang mencapai sekitar 12,6 juta ton terkonsentrasi pada lima negara, yaitu Thailand dengan total produksi 3,913 juta ton, Indonesia sebesar 2,821 juta ton, Malaysia sebesar 0,910 juta ton, India sebesar 0,810 juta ton, dan China sebesar 0,786 juta ton.