Menariknya, bagi siswa yang baru bergabung di jenjang SMP atau SMA tanpa dasar membaca Al-Qu’ran, mereka akan dibimbing dari dasar hingga mencapai tahap lanjutan.
“Tidak ada yang tertinggal. Jika ada siswa yang belum bisa membaca Al-Qur’an, mereka akan dibimbing dari awal hingga siap mengikuti Khatmul Quran,” jelas Muhammad Arafah.
Dalam ujian ini, siswa SD diuji dalam menerjemahkan doa-doa harian, sementara siswa SMP dan SMA menghadapi tantangan lebih besar, yaitu menerjemahkan Surah Al-Baqarah yang terdiri dari tiga juz.
“Ujian ini menjadi bukti bahwa mereka tidak hanya sekadar membaca, tetapi juga memahami arti dan kandungan ayat-ayat Al-Qur’an,” ucapnya.
Di pengujung acara, Muhammad Arafah Kube berharap program ini bisa terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih luas.
“Kami ingin mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kuat dalam pemahaman dan pengamalan Al-Qur’an. Inilah yang menjadi visi utama kami di Al Biruni Mandiri School,” tutupnya.
Keterlibatan UMMI Foundation sebagai tim penguji memberikan standar yang lebih tinggi dalam penilaian.
Penguji utama atau trainer langsung dari Ummi Foundation Surabaya, Ustaz M. Nidauddin, Lc mengungkapkan kekagumannya terhadap kemampuan siswa Al Biruni. Mereka tidak hanya membaca dengan baik, tetapi juga memahami tata bahasa dan struktur Al-Qur’an.
“Ini merupakan pencapaian luar biasa yang jarang ditemukan di sekolah-sekolah lain,” katanya.
Kebanggaan juga terpancar dari wajah para orang tua yang hadir. Banyak dari mereka yang meneteskan air mata haru melihat anak-anak mereka berhasil membaca dan memahami Al-Qur’an dengan lancar.