Seiring dengan pertumbuhan kredit, BRI juga mencatat perbaikan kualitas kredit yang ditunjukkan dengan menurunnya rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) dari 2,95% pada akhir Desember 2023 menjadi 2,78% pada akhir Desember 2024. Untuk menjaga stabilitas keuangan, BRI juga mempersiapkan pencadangan yang mencukupi dengan NPL Coverage sebesar 215,01%.
Di sisi penghimpunan dana, BRI mencatat total Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 1.365,45 triliun. Dana murah (Current Account Saving Account/CASA) mendominasi dengan proporsi 67,30% atau setara Rp 918,98 triliun.
“Keberhasilan BRI dalam meningkatkan porsi CASA secara berkelanjutan tidak terlepas dari strategi kami dalam meningkatkan CASA berkualitas, salah satunya CASA berbasis transaksi,” ujar Sunarso.
Keberhasilan penghimpunan CASA didukung oleh pertumbuhan transaksi digital melalui Super App BRImo. Hingga akhir Desember 2024, jumlah pengguna BRImo meningkat 22,12% yoy menjadi 38,61 juta pengguna, dengan volume transaksi naik 34,57% yoy mencapai Rp 5.596 triliun.
Sunarso menambahkan bahwa capaian kinerja positif BRI pada tahun 2024 juga didukung oleh kondisi likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) BRI berada di level 88,85%, sementara rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) mencapai 26,63%.
Dengan berbagai pencapaian tersebut, BRI terus membuktikan diri sebagai salah satu bank terbaik di Asia-Pasifik yang tidak hanya unggul dalam kinerja keuangan, tetapi juga dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pemberdayaan UMKM di Indonesia. (edo)