“Kami akan terus memastikan stabilitas sektor jasa keuangan agar dapat mendukung program-program strategis, meningkatkan inklusi keuangan, serta mempercepat pemanfaatan potensi unggulan daerah,” bebernya.
Pakar Ekonomi Unhas, Andi Nur Bau Massepe, menilai pertumbuhan positif sektor perbankan, asuransi, dan pasar modal menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan masih kuat. Namun, ia mengingatkan bahwa angka-angka makroekonomi yang positif harus diikuti dengan dampak nyata terhadap pertumbuhan ekonomi riil.
“Stabilitas sektor keuangan memang penting, tetapi yang lebih utama adalah bagaimana stabilitas ini benar-benar berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kita perlu melihat lebih jauh bagaimana penyaluran kredit mampu mendorong sektor riil, khususnya UMKM, pertanian, dan industri kreatif,” ujarnya.
Dia juga menyoroti pertumbuhan kredit UMKM yang hanya 1,98% (yoy) menunjukkan masih adanya kendala akses pembiayaan bagi usaha kecil. Menurutnya, rendahnya pertumbuhan ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti persyaratan perbankan yang ketat, kurangnya literasi keuangan di kalangan pelaku usaha kecil, serta keterbatasan jaminan yang dimiliki oleh UMKM.
“Meskipun OJK dan pemerintah sudah memiliki berbagai skema pembiayaan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), tetapi masih banyak UMKM yang kesulitan mendapatkan akses modal. Solusinya bisa dengan memperluas skema kredit berbasis komunitas atau koperasi, serta mengoptimalkan fintech lending yang memiliki fleksibilitas lebih tinggi dibanding bank konvensional,” jelasnya.
