English English Indonesian Indonesian
oleh

Musik Disko, Penyiksaan, dan Kelaparan yang Dialami Tahanan Palestina di Penjara Israel

Penyiksaan di Kamp Anatot

Di Anatot, tahanan “Y.F.” mengatakan bahwa para tahanan selalu ditutup matanya dan diborgol setiap saat dan mereka dilarang berbicara satu sama lain.

Tahanan lain, “M.Y.,” menceritakan bahwa ia menjadi sasaran “metode disko” selama empat hari dengan mata tertutup, dengan interogasi harian yang berlangsung selama tiga jam. Dia hanya mengetahui lokasinya melalui pengacaranya, karena dia ditutup matanya dan diborgol sepanjang waktu.

Tahanan di kamp dipaksa untuk tetap berada di dua posisi saja sepanjang hari — berlutut atau duduk terlentang. Para penjaga memanfaatkan permintaan tahanan untuk menggunakan kamar kecil sebagai sarana penghinaan, dengan beberapa tahanan dihukum dengan berlutut paksa dalam waktu lama tanpa kasur.

Porsi makanan sangat sedikit, tahanan hanya diperbolehkan mandi seminggu sekali, dan pakaian hanya diganti sebulan sekali. Mereka juga dilarang salat atau berwudhu, dan mereka yang kedapatan salat sambil duduk akan dipukuli.

Kelaparan dan penyakit di Penjara Negev

Kedua organisasi Palestina tersebut mengatakan pengacara mereka menemukan bukti adanya “taktik membuat kelaparan dan penghinaan yang terus-menerus” di Penjara Negev, bersamaan dengan merebaknya penyakit kudis.

Jumlah pasti tahanan Gaza di penjara Israel masih belum jelas, tetapi pada awal Januari, administrasi penjara Israel melaporkan telah menahan 1.886 warga Palestina dari Gaza.

Kesaksian dari para tahanan mencerminkan “tingkat penyiksaan, pelecehan, kelaparan, pengabaian medis sistematis, kekerasan seksual, dan penggunaan tahanan sebagai tameng manusia yang belum pernah terjadi sebelumnya,” menurut pernyataan tersebut.

News Feed