Pada momen parade ini, pasukan lintas matra TNI ambil bagian dalam marching band dan suling. Oleh panitia pelaksana, keterlibatan TNI ini dituliskan dalam buku yang kemudian disebar di kursi pengunjung.
“TNI menunjukkan disiplin dan kebanggaan nasional melalui dua pertunjukan utama: Kontingen Barisan dan Genderang Suling Canka Lokananta (Band Militer)” demikian keterangan dalam buku itu.
Selengkapnya:
Kontingen Barisan, yang terdiri dari 152 personel dari semua cabang TNI, merupakan contoh persatuan dan kekuatan. Mengenakan seragam pengawal kehormatan, kontingen tersebut melakukan gerakan baris yang tepat selama parade, yang menunjukkan kesiapan militer dan kohesi nasional.
Parade ini, yang merupakan tradisi lama, diadakan pada acara-acara penting seperti Hari Kemerdekaan dan ulang tahun TNI, yang menumbuhkan rasa identitas nasional yang kuat.
Kontingen Barisan juga berfungsi sebagai simbol persatuan nasional Indonesia. Formasi tersebut melibatkan personel dari semua cabang angkatan bersenjata, baik Angkatan Darat, Angkatan Laut, maupun Angkatan Udara, yang berbaris secara serempak.
Hal ini mencerminkan semangat “Bhinneka Tunggal Ika”, di mana perbedaan latar belakang budaya, suku, dan agama menyatu menjadi satu kesatuan yang kokoh yang berkomitmen untuk menjaga keutuhan Indonesia. Pelatihan yang cermat memastikan pelaksanaan yang sempurna, dengan langkah-langkah yang sinkron, waktu yang tepat, dan eksekusi komando yang cepat.
Formasi f sering kali menggabungkan lambang negara dan simbol-simbol Indonesia seperti bendera Garuda, yang semakin menegaskan kebanggaan nasional.
