Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili, sejumlah kelenteng di Makassar melaksanakan tradisi mencuci patung dewa-dewi.
MUHLIS MAJID
Kelenteng Xian Ma
Tradisi mencuci patung dewa-dewi merupakan bagian dari rangkaian persiapan menyambut Tahun Baru menurut kalender Tionghoa. Kegiatan ini dilakukan untuk membersihkan patung-patung suci sebagai simbol penyucian diri sekaligus memohon keberkahan di tahun mendatang. Selain itu, tradisi ini juga bertujuan menciptakan kenyamanan bagi umat yang datang beribadah di kelenteng.
Di Kelenteng Xian Ma, kegiatan mencuci patung dewa-dewi dimulai sejak pagi hari. Prosesi diawali dengan ritual doa bersama yang dipimpin Ketua Umum Kelenteng Xian Ma, lalu dilanjutkan dengan pembersihan patung menggunakan air bunga dan kain bersih.
Para umat tampak khusyuk mengikuti setiap tahapan tradisi ini, menciptakan suasana sakral dan penuh kekhidmatan. Bagi mereka, tradisi ini telah menjadi bagian penting dari budaya yang diwariskan secara turun-temurun.
“Dengan membersihkan patung dewa-dewi, kami berharap dapat menyambut tahun baru dengan hati yang bersih dan penuh rasa syukur,” ujar Ketua Umum Yayasan Kelenteng Xian Ma, Elsieh Heriwaty, di Jalan Sulawesi, Kamis, 23 Januari.
Dalam prosesnya, seluruh patung yang ada itu dibersihkan debunya. Kemudian digantikan jubahnya dan pernak pernik lainnya.
Khusus untuk Dewi Xian Ma, itu langsung dibersihkan oleh Ketua Yayasan Klenteng Xian Ma bersama pengurus wanita lainnya. Proses pencucian tahun ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika sebelumnya, proses pencucian di mulai dari lantai 5, kali ini dilakukan dari lantai dasar. Lantai utama altar Dewi Xian Ma ditempatkan.
Pembina Yayasan Klenteng Xian Ma, Peter Gozal menjelaskan, pencucian patung dewa dewi ini akan dilakukan selama 4 hari. “Hari ini (kemarin, red) kita mulai hingga 3 hari ke depan dan kita mulai dari lantai bawah,” jelasnya. Lebih lanjut, Peter mengatakan, cuci patung ini dilakukan oleh seluruh pengurus dan lozu. Akan tetapi seluruh umat juga bisa ikut serta.
Selain membersihkan patung, kelenteng juga dihias dengan ornamen khas Imlek, seperti lampion. Para umat pun mulai berdatangan untuk sembahyang dan memohon doa agar tahun baru membawa keberuntungan, kesehatan, dan kesejahteraan.
Tradisi seperti cuci dewa-dewi ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga harmoni dan kebersihan. Termasuk menjujung rasa hormat terhadap leluhur serta kepercayaan. Tahun Baru Imlek kali ini akan jatuh pada 29 Januari 2025, yang menurut kalender Tionghoa memasuki tahun Ular Kayu. Tahun Ular Kayu dianggap membawa energi yang stabil dan penuh peluang untuk pertumbuhan, baik secara pribadi maupun profesional. (*/)