“Ekonomi Sulsel sangat tergambarkan melalui kehadiran Fajar. Media ini adalah jendela yang memperlihatkan potensi besar Sulsel dan Makassar kepada dunia luar,” tambah La Tunreng.
Selain kontribusi di bidang ekonomi, Alwi Hamu juga dikenal sebagai tokoh yang mampu mempersatukan berbagai elemen masyarakat, baik budaya, etnis, maupun dunia usaha. Melalui medianya, beliau memberikan dukungan penuh untuk memperkuat persatuan dan harmoni di Sulsel.
Di mata rekan-rekannya, Alwi Hamu adalah sosok yang selalu membangun komunikasi positif, bahkan di tengah kondisi kesehatan yang menurun.
“Beliau selalu memberikan respon baik setiap kali kami bertemu. Saat sehat maupun sakit, beliau tetap memberikan inspirasi bagi kami. Terakhir saya menjenguk beliau setelah stroke pertama. Sayangnya, tahun ini saya tidak sempat bertemu karena kesibukan, dan saya sangat terkejut mendengar kabar duka ini,” kata La Tunreng dengan penuh haru.
Kepergian Alwi Hamu adalah kehilangan besar bagi dunia usaha dan masyarakat Sulawesi Selatan. Doa terus mengalir agar Allah SWT memberikan tempat terbaik untuk beliau di sisi-Nya.
“Kontribusinya begitu besar, baik dalam bentuk amal jariyah maupun inspirasi. Semoga beliau khusnul khotimah dan menjadi hamba yang dicintai Allah SWT,” tutup La Tunreng. (sae)